AGFUND (Arab Gulf Programme for Development) adalah organisasi (donor) nirlaba yang didirikan pada tahun 1980 atas inisiatif dari Pangeran Talal bin Abdul Azis Al Saud dan didukung oleh pemimpin-pemimpin negara Teluk (United Arab Emirate/UAE, Kerajaan Bahrain, Kerajaan Saudia Arabia, Qatar, Kesultanan Oman dan Kuwait) yang juga merupakan angota dan penyandang dana. Tujuan organisasi ini adalah untuk meningkatkan pembangunan sumberdaya manusia, termasuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan pendidikan, peningkatan status kesehatan, pelatihan tenaga kerja, dan semua aspek-aspek pembangunan dengan target kelompok-kelompok masyarakat yang sangat memerlukan dan kurang beruntung di negara-negara berkembang, khussusnya wanita dan anak-anak.
Sejak didirikan pada tahun 1980 tersebut, AGFUND telah melakukan kegiatan-kegiatan dan mendukung pembiayaan 1399 project di 139 negara (Asia, Afrika, Amerika Latin, Eropa Timur) dengan bekerja sama dengan PBB (United Nations) dan organisasi-organisasi internasional serta regional dan NGO Arab, termasuk beberapa pemerintah selain organisasi internasional dan regional. AGFUND juga telah membentuk lembaga-lembaga khusus, seperti Arab Council for Childhood and Development (CCD) di Kairo, Mesir, Arab Women Centre for Research and Training (CAWTAR) di Tunis, Tunisia, Arab Network of NGOs di Kairo, Mesir, dan Arab Open University (AOU).
AGFUND International Prize for Pioneering Human Development Projects diinisiasi sejak 1999, dengan tujuan membangkitkan dan mendorong inovasi dan kreativitas dalam bidang pembangunan sumberdaya manusia.
Pada tanggal 25-27 November 2013, AGFUND menyelenggarakan Acara Pemberian Penghargaan “Internasional AGFUND Prize 2012” atas keberhasilan pengembangan kegiatan perintis di Montevideo, Uruguay. Penghargaan ini diberikan kepada kegiatan atau proyek yang melaksanakan ide-ide inovatif dalam penanganan berbagai aspek pembangunan, khususnya kemiskinan, pengucilan dan alienasi sosial-ekonomi pada kelompok-kelompok rentan. Disamping itu, juga untuk mendorong pertukaran pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan pengembangan metodologi yang lebih baik dalam mengatasi masalah-masalah pembangunan tersebut. Tema pemberian penghargaan untuk tahun 2012 adalah “Ketahanan Pangan Bagi Masyarakat Miskin” (Food Security for the Poor). Penetapan Pemenang untuk setiap kategori telah ditetapkan oleh Komisi Pemberian Penghargaan (Prize Committee) pada rapat tanggal 27 Februari 2012 di Manila yang dipimpin oleh HRH Pangeran Talal Bin Abdul Aziz Al Saud , Presiden AGFUND.
Pada umumnya, AGFUND memberikan penghargaan dalam empat kategori, yaitu: Kategori 1 diberikan kepada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh PBB, dan organisasi-oreganisasi internasional dan regional dalam mendukung kebijakan nasional secara berkelanjutan di negara-negara berkembang; Kategori 2 diberikan kepada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh LSM di bidang pengembangan, peningkatan keterampilan dan kemampuan masyarakat miskin, Kategori 3 diberikan kepada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di dalam pengembangan ide-ide inovatif dan adopsi bidang kegiatan-kegiatan perintis dalam mengimplementasikan kebijakan nasional, Kategori 4 diberikan kepada individu yang telah direncanakan, dibiayai dan diimplementasikan oleh individu.
Tujuan pemberian penghargaan AGFUND ini adalah: 1) Mendukung upaya extra dalam mengembangkan dan mempromosikan konsep, ide-ide baru dan dimensi baru dalam pembangunan manusia, 2) Mengumpulkan pelajaran implementasi yang baik (good practices) dalam pembangunan, yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat miskin dengan penekanan khusus pada perempuan dan anak, 3) menyebarluaskan dan mengaplikasikan pengalaman keberhasilan dan memperkuat pertukaran pengalaman diantara kegiatan-kegiatan yang berhasil tersebut untuk meningkatkan mekanisme dan pendekatan yang lebih baik dalam mencari solusi terhadap masalah-masalah kemiskinan, marginalisasi dan pengucilan sosial ekonomi kelompok-kelompok rentan.
Ada 10 kriteria yang digunakan dalam penilaian kepada suatu kegiatan apakah layak mendapatkan Penghargaan AGFUND, yaitu: 1) Inovasi yang diakukan oleh suatu kegiatan terkait dengan misi, nilai-nilai dan tujuan serta tema yang sedang diusung oleh AGFUND, 2) kontribsui disain kegiatan dalam mendukung manajemen kegiatan yang efektif untuk mencapai tujuan kegiatan, 3) Tingkat kesesuaian (relevansi) kegiatan dengan tema, 4) Dampak kegiatan, dalam kaitan dengan input yang diberikan dan akses atas manfaat dan pelayanan-pelayanan yang dilakukan oleh kegiatan; 5) Partisipasi penerima manfaat dalam disain dan persiapan, 6) Kemungkinan replikasi didaerah atau negara lain, 7) Efisiensi manajemen keuangan dan pemanfaatan sumberdaya serta ketepat-waktuan dalam implementasi, 8) Pencapaian tujuan kegiatan, 9) keberlanjutan kegiatan, manfaat dan layanan, 10) Dampak sosial dan lingkungan.
Penilaian dilakukan oleh Tim Penilai yang terdiri dari: Ms. Marcedes Menafra, mantan Ibu Negara Uruguay, yang mewakili Amerika Latin, Presiden Todos por Uruguay dan Presiden Kehormatan dari sejumlah organisasi pengembangan sosial di Uruguay, Baroness Ms. Emma Nicholson Wintherbourne, Anggota Parlemen Kerajaan Inggris, Pendiri dan Ketua Yayasan Amal AMAR Internasional, yang mewakili Eropa, Dr. Ahmed Muhammad Ali, Presiden Islamic Bank Group, Saudia Arabia, yang mewakili Regional Arab, Prof. Muhammad Yunus, Pendiri Grameen Bank, dan President Yunus Centre, yang mewakili Asia, Dr. Y. Seyyid Abdulai, mantan Direktur OPEC Fund for International Development, yang mewakili Afrika. Dari sepuluh kriteria, penilaian Desa Mandiri Pangan memenuhi semua kriteria, kecuali dampak terhadap lingkungan yang menerima penilaian kurang.
Penghargaan AGFUND pada tahun 2012 tidak mencakup kategori 4, karena tidak ada usulan yang memenuhi syarat. Adapun pemenang ketiga kategori lainnya adalah:
Kategori 1 (dari 10 usulan) diberikan kepada Project “Gambia is Good” yang dilaksanakan oleh Concern Universal, United Kingdom (UK), di Gambia dengan fokus untuk meningkatkan dan menghubungkan produksi pertanian dengan pasar-pasar modern (hotel, dsb), dengan hadiah US$ 200.000 (+ Rp 2 milyar)
Kategori 2 (34 usulan) diberikan kepada Project “Water Harvesting”, yang dilakasanakan oleh Development of Humane Action Foundation (DHAN) di India, dalam pembangunan waduk/embung-embung secara partisipatif oleh masyarakat, dengan hadiah US$ 200.000 (+ Rp. 2 milyar)
Kategori 3 (3 usulan) diberikan kepada Program Aksi Desa mandiri Pangan (Village Food Resilience Programme) yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian Indonesia, dengan hadiah US$ 100.000 (+Rp. 1 milyar)
Pengusulan Desa Mandiri Pangan dilakukan oleh Perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO) Jakarta dengan didukung oleh World Food Programme (WFP) dan Lembaga Swadaya Masyarakat Farmer Initiatives for Ecological Literacy and Democracy (FIELD). Desa Mandiri Pangan diusulkan dengan pertimbangan bahwa program ini memiliki pendekatan dan target penerima yang unik, yaitu keluarga miskin dan rawan pangan dengan pendekatan pemberdayaan, dan dilaksanakan secara sistematis selama empat tahun melalui empat tahapan, yaitu Persiapan, Penumbuhan, Pengembangan, dan Kemandirian, dimana setiap desa memperoleh intervensi pemerintah dalam tiga jenis, melalui pelatihan, penyeidaan fasilitator, dan penyediaan dana bergulir (seed capital) sebsar Rp. 100 juta per desa.
Sebagaimana diketahui, program ini memiliki cakupan yang sangat besar, yaitu 3.280 desa, di 410 kabupaten dan 33 provinsi dengan cakupan 14.790 kelompok masyarakat (Kelompok Affnitas) dan melibatkan 369.750 rumah tangga miskin, atau sekitar 1,9 juta jiwa yang tergolong miskin.
Dalam evaluasi yang dilaksanakan oleh perguruan Tinggi di masing-masing provinsi pada tahun 2012 kepada kelompok-kelompok yang telah selesai melaksanakan program selama empat tahun (kegiatan 2006-2008), diperoleh dampak yang sangat signifikan, yaitu:
(1) dari 773 Kelompok Afinitas, 337 Kelompok Afinitas (43,6 %) dengan anggota kelompok sebanyak 20.047 menunjukkan adanya peningkatan dana bergulir (seed capital) jumlah awal sebesar Rp. 28.4 milyar menjadi Rp. 33.3 milyar (17 %);
(2) Program ini juga mampu mengubah pola konsumsi masyarakat dengan menurunnya konsumsi pangan pokok beras sebesar 10.7 % dari 39.8 % menjadi 29,0 %. Perubahan ini lebih cepat di Luar jawa dibandingkan di Jawa. Hal ini wajar karena konsumsi pangan pokok di luar Jawa pada awalnya memang bukan beras, dimana perubahan terjadi sebesar 12.69 %, di Jawa dan hanya 3.4 % di Jawa;
(3) Mampu menurunkan jumlah penduduk miskin dari 57,49% menjadi 42,24% (atau sebesar 15,25 %). Penurunan ini lebih besar dari yang dicapai rata-rata pengurangan penduduk miskin secara nasional pada tahun yang sama;
(4) Pendapatan dan tabungan masyarakat juga meningkat sebesar 7.9 %;
(5) Perubahan yang sigifikan yang dilakukan melalui pemberdayaan adalah adanya perubahan pola fikir masyarakat miskin untuk menjadi lebih percaya diri, penghargaan kepada wanita (gender mainstreaming) dan jiwa kewira-usahaan (entrepreneurship) yang kesemuanya merupakan dampak positif bagi kelompok miskin sehingga mampu melakukan adopsi technologi dalam pengembangan kegiatan-kegiatan produktif.
Pemanfaatan Hadiah dan Implementasi Kedepan
Dalam implementasi kegiatan Desa Mandiri Pangan, evaluasi kegiatan telah dilakukan beberapa kali. Evaluasi terakhir digunakan untuk mencari kesesuaian bentuk-bentuk implementasi di Laur Jawa. Dari hasil implementasi, direkomendasikan agar pelaksanaan di Luar Jawa, khususnya untuk propinsi-propinsi Papua, Papua Barat dan propinsi-propinsi Kepulauan, dan Perbatasan, dilakukan dengan pendekatan wilayah, dimana satu wilayah terdiri atas beberapa desa.
Dalam dua tahun terkahir ini, pembiayaan Desa Mandiri Pangan lebih difokuskan kembali kepada daerah-daerah yang paling rentan berdasarkan peta FSVA (Food Security and Vulnerability Atlas), yaitu Papua dan Papua Barat dan provinsi-provinsi Perbatasan dan Kepulauan. Sedangkan untuk di daerah Jawa dan provinsi-provinsi yang tingkat ketahanan pangannya telah di atas propinsi tersebut, akan dilakukan pengembangan lebih lanjut dari lembaga-lembaga keuangan (Lembaga Keuangan Desa/LKD) yang telah terbentuk di setiap Desa Mandiri Pangan. Untuk itu dilakukan workshop dan latihan kepada Desa-Desa Mandiri Pangan yang telah minimal 2 tahun, untuk menjadi pelopor lembaga keuangan.
Hadiah yang diperoleh dari AGFUND akan digunakan sebagai pilot project untuk membantu pengembangan Desa Mandiri Pangan pada tahap berikutnya, yaitu membangun lembaga keuangan yang lebih kuat. Untuk ini akan dialokasi pada dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan DI Yogjakarta, dimana dua desa yang akan menjadi pilot project ini adalah desa yang pernah mendapatkan penghargaan ketahanan pangan, yaitu Desa Munthuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul dan Desa Madukoro, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. Selanjutnya dua desa tersebut akan didampingi agar menjadi pusat LKD bagi kedua provinsi tersebut.
Di luar hadiah AGFUND, pengembangan lebih lanjut dari kegiatan Desa Mandiri Pangan adalah membentuk kemitraan (partnership) dengan berbagai pemangku (stakeholder) untuk bersama-sama menangani ketahanan pangan dan kerawanan pangan dengan pendekatan kemandirian. Untuk ini, sedang dikembangkan Partnership for Resiliency(Kemitraan untuk Kemandirian) dalam payung GERAKAN KEMANDIRIAN PANGAN.
Salah satu pemenang kategori 2 (DHAN) telah mengajukan usulan untuk dapat melakukan studi banding ke Desa Mandiri Pangan tahun 2014. DHAN merencanakan akan mengembangkan 100 Desa Mandiri Pangan di India.
0 komentar:
Posting Komentar